Tim Solutif meraih Juara 2 di Kemah Budaya Kaum Muda

Tim Solutif dari IT Telkom Purwokerto berhasil meraih juara 2 dalam kategori Aplikasi di Lomba Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) tingkat Regional Jawa Tengah & DIY yang diadakan oleh Kemendikbud Ristek. Tim ini terdiri dari mahasiswa, Teguh Rijandi (RPL), Raihan Athaya Fawwaz (IF), Daffa Raihan Zaki (RPL), Dinda Maylan Seetianti (RPL), dan Afifah Cahyaningsih (IF). Mereka berhasil menciptakan aplikasi bernama Mbah Serut yang merupakan aplikasi wisata online berbasis edukasi budaya di Desa Wisata Adiluhur, Kec. Adimulyo, Kab. Kebumen. Keberhasilan ini tak luput dari dukungan yang diberikan oleh Ariq Cahya Wardhana, S.Kom., M.Kom dan Novanda Alim Setya Nugraha, S.S., M.Hum sebagai dosen pembimbing. 

Tampilan aplikasi Mbah Serut yang menyediakan konten edukasi

Kemah Budaya Kaum Muda atau KBKM merupakan perlombaan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang dilaksanakan secara online mulai bulan April hingga pertengahan Agustus. Ada banyak tahap-tahap dalam pelaksanaan perlombaan ini yaitu pendaftaran (April-Juni), pengumuman peserta regional (16 Juni), presentasi awal (26-28 Juni), bootcamp KBKM Regional (5-22 Juli), pematangan karya (23-30 Juli), seleksi nasional (6-30 Juli), Presentasi Akhir (3 Agustus), Pleno penjurian (11-13 Agustus) dan pengumuman pemenang regional serta pengumuman peserta nasional (17 Agustus). Memiliki tujuan untuk membangun nilai ekonomi desa di seluruh Indonesia, melalui KBKM ini Kemendikbud Ristek mengajak anak muda usia 18-25 tahun untuk berinovasi dalam memajukan budaya lokal yang ada di desa-desa seluruh Indonesia. Terdapat dua kategori di KBKM yaitu Purwarupa dan Aplikasi.

Proses seleksi yang panjang tersebut membantu Tim Solutif untuk mempersiapkan ide hingga matang sampai lahirnya aplikasi Mbah Serut. Dibalik nama Mbah Serut terdapat cerita legenda yang tersembunyi di Desa Adiluhur. Masyarakat sekitar mengenal legenda tersebut sebagai sosok yang dapat berubah menjadi manusia setengah ular dan pohon panembahan serut dimana cerita ini sedikit menakutkan di mata anak-anak. Akan tetapi Tim Solutif berhasil mengubah pandangan tersebut dengan menggunakan sosok Mbah Serut  menjadi sebuah hal yang lebih menyenangkan ke dalam aplikasi edukasi.

Aplikasi Mbah Serut sendiri merupakan platform edukasi budaya berbasis games  yang akan memperkenalkan budaya yang ada di Desa Wisata Adiluhur. Target pengguna aplikasi ini ialah anak-anak usia 5-15 tahun yang merupakan dominasi pengunjung Desa Wisata Adiluhur. Selain itu kegunaan aplikasi juga dapat digunakan dalam pembelian tiket online dan mempermudah tour guide dalam menjelaskan potensi-potensi kebudayaan yang ada di Desa Adiluhur. Aplikasi ini sangat membantu masyarakat sekitar di kala pandemi Covid-19 dalam pembangunan ekonomi desa. Hal itu didapatkan dari penghasilan penjualan tiket yang dijual secara virtual.

Tampilan games di aplikasi Mbah Serut

Dibalik kesuksesan tim terdapat cerita suka dan duka didalamnya. Berawal dari tiga sekawan prodi RPL Tim Ceria (Daffa Raihan Zaki, Raihan Athaya, Dinda Maylan) yang baru saja memenangkan sebuah perlombaan sebelumnya, saat mendengar informasi mengenai lomba KBKM ini mereka masih membutuhkan personel lagi. Dosen pembimbing mereka (Ariq Cahya Wardhana, S.Kom., M.Kom dan Novanda Alim Setya Nugraha, S.S., M.Hum) mempertemukan Tim Ceria dengan Teguh Rijanandi sebagai Back-end sekaligus ketua Tim Solutif dan Afifah Cahyaningsih sebagai Data Researcher. Pertemuan mereka tersebut membentuk tim baru yang akan bertanding di KBKM bernama Tim Solutif yang membawa mereka berhasil meraih Juara 2 kategori Aplikasi Regional Jawa Tengah & DIY bersanding bersama dua tim lainnya dari Universitas Gajah Mada. Walaupun mereka baru saja dipertemukan untuk mengikuti KBKM, kekompakan tim ini tidak diragukan lagi. Selain itu dukungan yang diberikan oleh kedua pembimbing mereka mulai dari tahap Research hingga hasil akhir membantu mereka dalam memenangkan perlombaan kali ini.

Aplikasi Mbah Serut diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai budaya yang ada di Desa Wisata Adiluhur kepada anak-anak yang menjadi target utama penyebaran budaya lokal. Sehingga budaya lokal akan terus dilestarikan ke generasi selanjutnya. Novanda Alim Setya Nugraha, S.S., M.Hum menyampaikan bahwa pembuatan aplikasi ini juga membantu masyarakat sekitar dalam membangun perekonomian desa.

“Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pengunjung yang belum bisa berkunjung selama pandemi ini dalam pembelian tiket untuk berwisata secara Online. Selain itu bisa memberikan penghasilan terhadap masyarakat sekitar yang sangat terdampak di masa pandemi ini ”, ungkapnya. (TS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *