Publikasi ilmiah di jurnal bereputasi seperti Scopus kini menjadi fokus penting dalam pengembangan riset akademik, baik bagi dosen maupun mahasiswa. Sebagai salah satu pangkalan data ilmiah terbesar dan paling bergengsi di dunia, jurnal-jurnal yang terindeks di Scopus dikenal memiliki standar tinggi dalam hal kualitas editorial, konsistensi penerbitan, serta dampak ilmiahnya.
Bagi akademisi, publikasi di jurnal Scopus bukan sekadar pencapaian formalitas. Untuk dosen, hal ini menjadi indikator kualitas riset yang mendukung kenaikan reputasi akademik, memperluas jejaring kerja sama, serta memperkuat portofolio akademik. Sementara bagi mahasiswa tingkat pascasarjana, publikasi ini sering kali menjadi syarat kelulusan dan menjadi nilai tambah dalam persaingan akademik atau profesional.
Dr. Ridwan Pandiya, S.Si., M.Sc selaku Dosen Telkom University Purwokerto membagikan tips untuk lolos dalam Jurnal Scopus karena mempersiapkan artikel untuk dikirim ke jurnal Scopus bukanlah hal yang mudah. Peneliti harus memastikan kesesuaian topik dengan scope jurnal, mengikuti pedoman penulisan dengan disiplin, dan menyusun artikel dengan struktur yang sistematis dan berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, penggunaan bahasa Inggris akademik, pengecekan plagiarisme harus dibawah 25%, dan kelengkapan dokumen pendukung juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses submit.
Proses publikasi sendiri membutuhkan waktu yang bervariasi, mulai dari tiga bulan hingga lebih dari satu tahun. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya artikel yang masuk, waktu yang dibutuhkan dalam proses peer review, serta revisi yang mungkin harus dilakukan oleh penulis. Meski begitu, hasil akhir yang dicapai sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.
Tantangan utama yang sering dihadapi adalah dalam hal kualitas isi dan bahasa. Banyak penulis pemula kesulitan menyampaikan ide dengan metodologi yang kuat serta diskusi yang mendalam. Belum lagi jika terbatas pada kemampuan menulis dalam bahasa Inggris yang sesuai standar jurnal internasional.
Untuk meningkatkan peluang lolos publikasi, pemilihan jurnal yang tepat menjadi langkah krusial. Penulis perlu memperhatikan reputasi jurnal, kejelasan sistem peer review, konsistensi terbit, serta memastikan jurnal tersebut benar-benar terindeks di Scopus dan bukan termasuk jurnal predator.
Salah satu strategi yang juga disarankan adalah menjalin kolaborasi dengan peneliti lain, terutama dari institusi ternama. Kolaborasi semacam ini dapat memperkuat kredibilitas penelitian dan memperkaya sudut pandang dalam artikel.
Telkom University Purwokerto sendiri mendukung langkah ini dengan memberikan bantuan pendanaan publikasi, insentif, hingga pelatihan dan workshop seputar penulisan ilmiah bagi para dosen dan mahasiswa.
Ridwan menyampaikan pesan untuk para akademisi yang ingin menembus jurnal Scopus. “Kesabaran, ketekunan, dan integritas adalah kunci utama. Tulislah karya yang orisinal dan bermakna, fokus pada kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan. Jadikan proses menulis sebagai perjalanan pembelajaran, bukan sekadar mengejar angka. Karena kualitas dan kejujuran dalam riset adalah warisan terbaik untuk masa depan.” pungkasnya.
Writer & Editor : Nabilah