Telkom University Purwokerto sukses melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) bertajuk TALENTA LESTARI di Desa Aribaya, Kabupaten Banjarnegara. Program ini hadir sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap ancaman tanah longsor yang kerap terjadi di wilayah dataran tinggi tersebut. Desa Aribaya termasuk dalam kawasan rawan longsor akibat kondisi tanah labil dan curah hujan yang tinggi, sementara hingga kini belum ada sistem peringatan dini yang mampu memberikan informasi akurat kepada warga saat bencana mengancam.
Program TALENTA LESTARI merupakan hibah Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikti Saintek. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Didi Supriyadi, S.T., M.Kom, dengan anggota tim Dina Rachmawaty, Gunawan Wibisono, serta beberapa mahasiswa. Pelaksanaan berlangsung dari Juli hingga Desember 2025, dimulai dari identifikasi kebutuhan mitra, perancangan alat, pemasangan perangkat, pengujian, hingga evaluasi program.
Program ini menghadirkan teknologi sistem peringatan dini berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu memantau kondisi tanah dan curah hujan secara real-time. Sensor hujan dan potensiometer geser memantau perubahan kelembaban serta pergerakan tanah. Data dari sensor dikirimkan ke modul transmitter dan diteruskan melalui jaringan LoRa ke modul receiver di kantor desa. Selanjutnya, data ditampilkan pada dashboard monitoring berbasis website yang menyajikan indikator warna normal, waspada, dan bahaya sehingga warga dapat memantau kondisi kapan saja. Sistem ini juga dilengkapi sirine sebagai alarm untuk memperingatkan masyarakat jika terdeteksi potensi bahaya.
Selain merancang teknologi, tim juga memasang perangkat di titik rawan longsor dan memberikan pelatihan kepada anggota Desa Tangguh Bencana (DESTANA) Aribaya. Pelatihan mencakup cara membaca data pada dashboard, memahami status peringatan dini, hingga langkah yang perlu diambil saat notifikasi bahaya muncul. Tahapan pendampingan dilakukan secara intensif agar perangkat desa mampu mengoperasikan sistem secara mandiri.
Dalam wawancaranya, tim menjelaskan bahwa program ini memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Dengan adanya data real-time dan akurat, pemerintah desa dapat mengambil keputusan mitigasi dan evakuasi dengan lebih tepat. Selain itu, kapasitas SDM DESTANA meningkat karena mereka dilatih untuk mengoperasikan sekaligus memelihara sistem tersebut. Program ini juga diharapkan menjadi langkah awal menuju pemanfaatan teknologi secara berkelanjutan dalam pengurangan risiko bencana.
Ketua tim, Dr. Didi Supriyadi, menyampaikan harapan besarnya terhadap keberlanjutan program ini. Ia menegaskan bahwa teknologi tersebut tidak hanya berguna dalam konteks mitigasi jangka pendek.
“Kami berharap sistem peringatan dini berbasis IoT ini tidak berhenti sebagai solusi sementara untuk mitigasi longsor. Teknologi ini harus menjadi fondasi bagi masyarakat dalam memperkuat kapasitas dan memanfaatkan teknologi secara mandiri,” ujarnya.
“Sistem TALENTA LESTARI juga berpotensi menjadi model teknologi tepat guna yang bisa direplikasi di desa-desa lain yang menghadapi risiko serupa,” tambahnya.
Dengan hadirnya program TALENTA LESTARI, Desa Aribaya kini memiliki perangkat yang mampu memberikan peringatan cepat dan akurat sehingga masyarakat dapat mengambil tindakan preventif dengan lebih baik dan responsif.
Writer: Vania | Editor : Ella