Tim dosen dan mahasiswa dari Telkom University Purwokerto mengembangkan program inovatif untuk meningkatkan produktivitas pertanian, melalui sistem pengairan berbasis energi bersih dan Internet of Things (IoT). Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) yang didukung oleh program hibah internal Telkom University.
Selama enam bulan pelaksanaan mulai dari bulan Februari sampai Juli, kerja sama dilakukan dengan Kelompok Tani Sida Makmur dan Pemerintah Desa Sudagaran. Mereka mendukung penuh pelaksanaan program ini dengan secara terbuka membantu tim untuk mengumpulkan informasi dan membantu saat pelaksanaan program.
Ketua Kelompok Tani Sida Waras, Bapak Anom, mengungkapkan harapannya dari program ini. “Di sini memang kendala utamanya ada di pengairan, sulit sekali mendapatkan air, jika adapun hanya bersumber dari sumur dan sungai yang membutuhkan biaya besar untuk pengairan. Harapannya dengan adanya program ini, petani di desa ini jadi terbantu dan makin sejahtera”.
Tim tersebut terdiri dari tiga dosen Program Studi Teknik Informatika: Anggi Zafia, S.T., M.Eng., Muhammad Raafi’u Firmansyah, S.Kom., M.Eng., dan Aulia Desy Nur U, S.Kom., M.Cs., serta tiga mahasiswa, yaitu Anisah Syifa Mustika Riyanto, Ibnu Rizal Mutaqim, dan Muhammad Aulia Muzzaki Nugraha.
Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap berbagai permasalahan pertanian yang dihadapi petani Desa Sudagaran, seperti kekeringan, lahan pertanian yang tidak merata, debit air yang rendah, keterbatasan biaya pengairan, hingga serangan hama tanaman.
“Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pada lahan pertanian dan berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian serta kesejahteraan masyarakat,” ujar Anggi, salah satu dosen pembimbing.
Pertanian di Desa Sudagaran mengandalkan tanaman palawija sebagai komoditas utama. Hal ini disebabkan oleh kendala pengairan yang membuat petani hanya mampu menanam padi satu kali dalam setahun, mengingat padi membutuhkan debit air yang tinggi. Sebagai solusi, petani beralih ke palawija yang lebih tahan terhadap kondisi kekurangan air.
Melalui program ini, sistem pengairan dikembangkan dengan memanfaatkan sumber air dari sungai terdekat menggunakan pompa berbasis energi surya. Pemanfaatan panel surya tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu menekan biaya operasional pengairan.“Kami sudah memiliki prototype IoT untuk otomatisasi, harapannya kedepannya prototype ini dapat dikembangkan lagi menjadi sistem yang dapat diterapkan dan digunakan secara optimal, sehingga membantu mempermudah para petani,” terang Syifa, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini.
Writer : Syifa | Editor : Linda