Dalam upaya meningkatkan peluang belajar bagi anak tunanetra, tim dari S1 Teknik Biomedis Telkom University Purwokerto melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada pelatihan teknologi Brailltek. Kegiatan ini dipimpin oleh Sevia Indah Purnama S.T., M.T., dengan dukungan dari Irmayatul Hikmah S.Si., M.Si., dan Presty Wibi Hayomi S.T. Mahasiswa yang terlibat dalam program ini antara lain Lutviya Setiyaningsih, Muhammad Roekhan, Oryza Sativa Souraya, dan Ervan Hapiz.
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu anak-anak tunanetra belajar huruf Braille secara mandiri. Selama ini, mereka sering mengalami kesulitan dalam proses belajar, terutama ketika tidak ada orang tua atau guru yang bisa mendampingi. Dengan teknologi Brailltek, anak-anak dapat dengan mudah memeriksa hasil belajar mereka sendiri, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
Sevia Indah Purnama mengungkapkan, “Kami mulai merencanakan program ini pada tahun 2023, dengan fokus pada media pembelajaran huruf, dan rencananya akan dikembangkan untuk belajar kata serta bahasa Inggris pada tahun 2025. Selama pelatihan, siswa diajarkan cara menggunakan alat dan menebak kata yang tertulis dalam huruf Braille. Mereka menunjukkan semangat yang luar biasa saat menggunakan alat ini,” ujarnya pada hari Selasa, 30 September 2025.
Meskipun kegiatan ini berlangsung dengan baik, ada beberapa tantangan yang dihadapi. Sevia menambahkan, “Tantangan utama yang kami temui berkaitan dengan alat dan bahan elektronik yang digunakan. Jika ada yang mengalami kerusakan, kami harus menggantinya dengan yang baru. Selain itu, menyusun huruf Braille pada kartu RFID memerlukan ketelitian dan kesabaran,” ujarnya pada hari Selasa, 30 September 2025.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar anak-anak tunanetra dan mendukung mereka dalam belajar secara mandiri. Mahasiswa memiliki peran penting dalam pembuatan dan pengajaran penggunaan alat ini, serta membantu dosen dalam menyelesaikan berbagai masalah yang mungkin muncul.
“Dengan adanya alat yang memberikan umpan balik langsung, anak-anak tunanetra tidak perlu lagi bergantung pada kehadiran guru atau orang tua. Ini melatih mereka untuk menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam belajar,” jelas Sevia. “Kami berharap inovasi ini dapat memicu kemajuan lebih lanjut dalam pendidikan inklusif, tidak hanya untuk Braille, tetapi juga untuk mata pelajaran lain seperti matematika dan teknologi,” ujarnya pada hari Selasa, 30 September 2025.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencerminkan komitmen Telkom University Purwokerto dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk semua, terutama bagi penyandang disabilitas. Dengan dukungan dan partisipasi mahasiswa, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Writer : Roekhan | Editor : Ella