Konsistensi mahasiswa Program Studi Teknik Biomedis Telkom University Purwokerto dalam menghasilkan output riset yang kritis kembali membuahkan hasil di kancah nasional. Delegasi mahasiswa tersebut sukses mengukuhkan diri sebagai Finalis dalam ajang National Essay Competition Kovalen Edu Fair XV yang diselenggarakan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS). Kompetisi ini merupakan ajang intelektual bergengsi yang mempertemukan inovasi-inovasi terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Rangkaian kompetisi yang diinisiasi oleh FKIP Universitas Sebelas Maret ini menuntut para peserta untuk memberikan solusi konkret terhadap tantangan sains di era global. Proses seleksi dilakukan secara ketat, mulai dari penilaian orisinalitas ide, kekuatan argumentasi, hingga validasi data ilmiah, yang semuanya bermuara pada pemilihan ide-ide paling aplikatif untuk dipresentasikan di hadapan dewan juri.
Dalam kesempatan ini, tim yang dipimpin oleh Teguh Agung Wicaksono dan Ezza Malika Asher Saksono mengusung karya berjudul “Teknologi sebagai Pendorong Pendidikan Sains dan Teknik Biomedis di Era Global.” Fokus utama esai ini adalah membedah urgensi transformasi pendidikan biomedis di Indonesia yang dinilai masih mengalami ketimpangan akses dan keterbatasan infrastruktur pendukung pembelajaran modern.
Gagasan yang ditawarkan oleh Teguh dan Ezza menitikberatkan pada integrasi ekosistem digital mutakhir, mulai dari Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), hingga pemanfaatan Artificial Intelligence (AI). Inovasi paling menonjol dalam esai mereka adalah konsep simulasi operasi secara virtual, sebuah solusi yang dirancang untuk memfasilitasi mahasiswa teknik biomedis dalam melakukan praktik klinis secara akurat meskipun dalam kondisi fasilitas laboratorium fisik yang terbatas.
Teguh menjelaskan bahwa argumen mereka tidak dibangun hanya secara teoritis, melainkan berbasis pada studi literatur global yang komprehensif. Inovasi ini selaras dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) dan visi Indonesia Emas 2045, yang menitikberatkan pada penguatan kualitas SDM melalui digitalisasi pendidikan yang sistematis dan inklusif.
Meskipun sukses menembus jajaran finalis, Teguh mengakui bahwa proses pengerjaan esai ini memiliki tantangan akademis yang cukup berat. Menurutnya, menyusun analisis yang mampu menjembatani potensi teknologi dengan realitas lapangan di Indonesia, seperti isu keamanan data dan kesiapan SDM—membutuhkan pendalaman materi yang intensif agar ide tersebut tetap realistis untuk diimplementasikan.
“Harapan kami, gagasan mengenai teknologi dalam pendidikan biomedis ini tidak berhenti di atas kertas, tetapi bisa mulai diimplementasikan di lingkungan kampus sebagai langkah awal penguatan SDM nasional,” ungkap Teguh. Ia juga menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan motivasi bagi timnya untuk terus menyempurnakan riset-riset selanjutnya.
Selain itu, mereka juga mengajak rekan-rekan mahasiswa lainnya untuk lebih proaktif dalam mengikuti kompetisi serupa. “Pesan untuk teman-teman, mulailah peka terhadap masalah nyata di sekitar kita, perkuat argumen dengan literatur yang valid, dan jangan takut untuk berkompetisi. Dari ajang seperti inilah kemampuan analisis dan inovasi kita benar-benar diuji,” ujar teguh.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa mahasiswa Telkom University Purwokerto memiliki daya saing tinggi dalam merumuskan gagasan lintas disiplin yang solutif. Prestasi ini diharapkan menjadi pemantik bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya, melakukan riset yang berdampak, dan konsisten mengharumkan nama institusi di level nasional maupun internasional.
Writer: Muhammad Roekhan | Editor : Ella