Dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University Purwokerto melaksanakan workshop pengolahan produk berbasis limbah bersama warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II B Purwokerto. Kegiatan ini sekaligus menjadikan Telkom University Purwokerto sebagai universitas pertama yang melaksanakan workshop di Lapas tersebut.
Berawal dari proyek mata kuliah Material dan Proses, Agatha Dinarah S.R, S.T., M.Ds., sebagai dosen pengampu, melanjutkan proyek kelompok mahasiswanya dengan tajuk “Canaterra” sebagai program pengabdian masyarakat. Proyek ini dilaksanakan bersama Dosen Program Studi (Prodi) Desain Produk, Laurensius Windy Octanio Haryanto, S.Ds., M.Ds., Dosen Prodi Bisnis Digital, Affriza Brilyan Relo Pambudi Agus Putra, S.Kom., M.Kom, dan 10 mahasiswa dari Prodi Desain Produk.
Pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan pelayanan suatu Lapas di Surabaya membuatnya ingin berkontribusi untuk melaksanakan pengabdian di Lapas yang sering ia lewati. “Untuk dapat melaksanakan workshop di sini juga tidak mudah, saya melewati beberapa tahapan termasuk melakukan perizinan di Kemenkumham, Semarang, ” ujar Agatha.
Canaterra (Instagram: @canaterra.eco) adalah produk kreasi berbahan utama limbah serat tebu. “Pemahaman yang ingin diberikan sebenarnya adalah bahwa kreasi produk tidak hanya dapat berasal dari serat kayu pada umumnya namun juga dapat berasal dari bahan lainnya, bahkan limbah.” imbuhnya.
Melalui hibah internal yang diajukan, workshop ini akan diadakan tiga kali pada tanggal 15, 19 dan 24 Mei 2025. Sebanyak kurang lebih 20 warga binaan yang memiliki peminatan di bidang kayu, menjadi peserta workshop ini. Beberapa diantara mereka memiliki latar belakang keahlian di bidang produk kerajinan kayu dan pembuatan merchandise.
Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Yudi Suhartono menyampaikan keterbukaannya bagi masyarakat yang ingin melaksanakan workshop di Lapas. “Warga binaan membutuhkan workshop agar memiliki bekal dan skill saat nantinya kembali ke masyarakat. Saat ini sudah ada program workshop dari pemerintah namun kami membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin melaksanakan workshop bersama warga binaan” ujarnya.
Salah satu warga binaan yang mengikuti workshop ini turut mengungkapkan ketertarikannya dalam proses pembuatan kerajinan. “Saya baru tau kalo limbah serat tebu bisa dikreasikan juga. Saya mengikuti mulai dari proses awal membentuk dan dicampur menggunakan lem atau resin.”
Pembuatan produk dilakukan secara berkelompok dengan hasil yang beragam, mulai dari vas bunga, tatakan gelas, hiasan, dan lainnya. “Kami dengan senang hati mengikuti workshop sebagai salah satu aktivitas yang bisa kami lakukan di sini. Saya juga berharap kemampuan ini bisa bermanfaat untuk kami nantinya,” imbuhnya.
Sebagai ketua pelaksana dari pengabdian ini, Agatha berharap agar hasil dari workshop ini memungkinkan untuk dapat dipasarkan melalui pihak ketiga, sekaligus agar mendukung ekonomi berkelanjutan.

Writer : Syifa | Editor : Nabilah