Dua dosen Telkom University Purwokerto (TUP) memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia melalui workshop kerajinan kulit inovatif. Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom., M.T. dan Agatha Dinarah Sri Rumestri, S.T., M.Ds., mengajarkan teknik stitchless leather goods crafting kepada 23 siswa Sanggar Bimbingan (SB) Ampang pada 9 Juli 2025.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat internasional ini berlangsung di Klang, Selangor, Malaysia, sebagai bagian dari lawatan kerja sama TUP ke negeri jiran. SB Ampang merupakan komunitas belajar informal di bawah perlindungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia yang melayani sekitar 60 anak berusia 6-12 tahun.
“Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan inovasi dalam dunia desain produk, tetapi juga dapat menginspirasi pelajar Indonesia di Malaysia untuk terus berkarya, mengeksplorasi ide kreatif, dan berani mencoba pendekatan baru dalam dunia desain dan fashion,” ungkap Agatha Dinarah.
Para siswa SB Ampang merupakan putra-putri pekerja migran Indonesia yang sebagian besar tidak memiliki dokumen resmi kependudukan, bahkan berstatus stateless. Kondisi ini menyebabkan mereka kesulitan mengakses pendidikan formal, sehingga SB Ampang hadir sebagai solusi dengan menyediakan layanan pengajaran sesuai kurikulum Indonesia.
Workshop yang berlangsung pukul 09.00-12.00 waktu setempat ini mengajarkan teknik pembuatan dompet tanpa jahitan maupun lem menggunakan bahan kulit sintetis. Agatha Dinarah memimpin kegiatan dengan memberikan pengarahan tentang proses pembuatan produk kulit, jenis-jenis teknik pembuatan, dan peluang pengembangannya.
Antusiasme tinggi terlihat dari para peserta yang tidak hanya mengikuti pola yang diajarkan, tetapi juga memberikan modifikasi kreatif pada karya mereka. Didampingi dua pengajar SB Ampang, setiap peserta berhasil membawa pulang satu dompet hasil karya tangan sendiri.
SB Ampang beroperasi layaknya full day school dari pukul 08.00-16.00 waktu setempat, tidak hanya sebagai tempat belajar tetapi juga berfungsi sebagai day care mengingat mayoritas orang tua siswa bekerja. Meski memiliki keterbatasan sarana prasarana dan jumlah pengajar, sanggar ini terbuka untuk berkolaborasi dengan lembaga pendidikan Indonesia.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan souvenir dari TUP kepada perwakilan SB Ampang dan sesi foto bersama yang dipimpin pendamping KBRI, Bapak Shoheh. Workshop ini berakhir dengan kegembiraan peserta yang berhasil membawa pulang karya tangan mereka sendiri, serta bingkisan snack yang dibagikan. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen TUP dalam memberikan kontribusi nyata bagi komunitas Indonesia di luar negeri, sekaligus memperkenalkan inovasi teknologi desain kepada generasi muda. Workshop ini diharapkan dapat menginspirasi anak-anak untuk terus berkarya dan mengembangkan kreativitas mereka di bidang desain dan fashion.

Writer : Syifa | Editor : Linda