Antar-Desa Festival Ke-3, Perayaan Kekayaan Budaya dan Tradisi Desa Pekuncen Bersama Komunitas Adat Bonokeling

Dosen Telkom University Purwokerto, Bapak Gilang Ramadhan S.Sn., M.Ds. atau yang akrab disapa Pak Gram, dan Ibu Sarah Astiti, S.Kom., M.MT., menyelenggarakan Antar-Desa Festival (ADF) yang ketiga di Desa Pekuncen, bersama Komunitas Adat Bonokeling pada Jumat, 21 Februari 2025. Dalam kegiatan ini, terdapat tiga dosen lainnya yang turut berpartisipasi, yakni Bapak Robert Hendra Yudianto, M.Sn., Bapak ⁠Galih Putra Pamungkas, M.Sn., dan Ibu ⁠Ratih Alifah Putri, M.Ds.

ADF adalah perayaan yang mengangkat desa sebagai pusat budaya dan kreativitas melalui kegiatan asal desa tersebut, seperti eksplorasi kuliner, pertunjukan seni, dan pengalaman spiritual. Tujuannya untuk melestarikan tradisi, memperkuat hubungan antar desa, mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis budaya, serta mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda dan masyarakat luas.

ADF kali ini dipimpin oleh Muhammad Adriyan Huda, mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Telkom University Purwokerto angkatan 2022 yang berkolaborasi dengan Masyarakat Adat Bonokeling di Desa Pekuncen, dengan menghadirkan festival kekayaan budaya lokal yang otentik. 

Desa pekuncen dipilih sebagai lokasi ADF tahun 2025 karena kekayaan budaya dan nilai-nilai tradisi yang masih kuat. Mereka memiliki peran penting dalam pelestarian warisan leluhur, salah satunya dengan menjaga budaya Islam Kejawen yang unik dengan adat dan tradisinya. 

Di tahun selanjutnya, desa yang akan dipilih adalah desa dalam ruang lingkup Banyumas Raya dengan kekayaan budaya yang masih terjaga. Fungsinya, yaitu sebagai pelestarian budaya dan tempat belajar bagi generasi muda dan masyarakat luas, agar mereka dapat memahami dan menghargai adat serta tradisi yang jarang dijumpai. Dengan demikian, desa tersebut dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya menjaga warisan budaya. 

Dalam wawancara nya, Kukuh Anjani dari program studi DKV selaku salah satu mahasiswa yang terlibat dalam acara ini mengatakan “ADF kali ini memberikan wawasan baru dan menyenangkan, mengingat kita harus memakai pakaian tertentu dan bisa melihat bagaimana masyarakat dengan bangga masih mempertahankan tradisi mereka. Selain itu kita juga bisa melihat interaksi masyarakat tanpa handphone, jadi kebersamaannya lebih terasa,” ujarnya

Program ADF dilaksanakan dengan baik melalui kolaborasi berbagai lintas helix yaitu akademisi (TUP), pemerintah desa, pelaku bisnis, komunitas, media, dan masyarakat.  Komunitas yang hadir didominasi oleh pegiat fotografi yang mengabadikan keunikan budaya di Desa Bonokeling yang langka dan eksklusif karena hanya dimiliki oleh masyarakat setempat. Dalam sektor akademisi, festival ini memiliki peran untuk berkontribusi melalui jalur penelitian, pengabdian masyarakat, serata eskalasi CBT (Community Based Tourism) di Desa Pekuncen. 

Para pengunjung dapat berkunjung ke kegiatan ini mulai pukul 07.00 sampai 12.00 WIB. Mereka dapat melihat tradisi Perlon Sadran atau Unggahan yang tetap berlangsung sampai malam hari. Perlon Sadran diikuti oleh Anak Putu Bonokeling yang mengenakan pakaian adat. Tradisi yang dilaksanakan pada hari Jumat di bula Ruwah (Sya’ban) ini, bertujuan sebagai ajang persiapan menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan serta simbolis bagi para petani dalam menyongsong musim tanam padi.

Selain Perlon Sadran, terdapat juga agenda susur desa di mana peserta akan diajak untuk melihat Adat Bonokeling beserta tradisinya secara lebih lengkap.

Pak Gram menyampaikan bagian yang paling berkesan nya dari seluruh rangkaian acara ini, Ia mengatakan “Bagian yang paling berkesan adalah proses gotong royong dalam memasak sajian tradisional tanpa peralatan modern. Hal ini menunjukkan kebersamaan yang kuat dan menghargai cara-cara lama dalam menjaga tradisi kuliner. Selain itu, pakaian adat yang dikenakan oleh warga dan pengunjung juga memberikan kesan mendalam karena melambangkan identitas budaya yang kuat dan rasa hormat terhadap warisan leluhur.”

Tak hanya menyampaikan bagian yang paling berkesan, Pak Gram juga turut menyampaikan harapannya, pada seluruh rangkaian acara tersebut dengan mengatakan agar ADF dapat diselenggarakan di tahun-tahun selanjutnya dan dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru bagi masyarakat.



Penulis : Syifa | Editor : Nabilah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *