Tim Dosen Tel-U Purwokerto Bantu Peternak Kambing di Lereng Gunung Banyumas Pantau Kandang Secara Real-Time

Banyumas – Aktivitas beternak kambing di wilayah pedesaan lereng gunung memiliki tantangan tersendiri. Selain memastikan ketersediaan pakan, peternak juga harus menjaga kesehatan ternak serta keamanan kandang dari berbagai risiko. Keterbatasan waktu, jarak, dan tenaga membuat pengawasan kandang kerap dilakukan secara manual dan belum optimal. 

Kondisi tersebut dirasakan oleh para peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Mindajaya di Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Selama ini, pemantauan kandang kambing hanya dilakukan dengan cara datang langsung ke lokasi, termasuk pada malam hari. Cara ini tidak hanya melelahkan, tetapi juga berisiko apabila terjadi pencurian atau gangguan kesehatan ternak yang terlambat terdeteksi.

Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), tim dosen Telkom University Purwokerto yang diketuai oleh Bongga Arifwidodo, S.ST., M.T, dengan anggota Erlina Nur Arifani, S.T.P., M.Sc., Jafaruddin Gusti Amri Ginting, S.T., M.T, dan Slamet Indriyanto, S.T., M.T menghadirkan solusi sederhana namun berdampak nyata, yakni GAMO (Goat Smart Monitoring). 

GAMO dilakukan dengan cara memasang sistem Closed Circuit Television (CCTV) di kandang kambing milik kelompok peternak. Dengan adanya CCTV, peternak kini dapat memantau kondisi kandang secara real-time melalui telepon pintar. Kamera dipasang di sejumlah titik strategis kandang sehingga seluruh aktivitas kambing dapat terlihat dengan jelas, baik siang maupun malam hari.

“Sekarang kami bisa melihat kondisi kambing tanpa harus datang ke kandang terus-menerus. Kalau malam pun bisa dipantau dari rumah,” ujar Gisus salah satu anggota Kelompok Tani Ternak Mindajaya.

Tidak hanya berfungsi sebagai sistem keamanan, CCTV juga membantu peternak mengenali perilaku ternak yang tidak biasa, seperti kambing yang tampak lemas, kurang bergerak, atau terpisah dari kelompok. Dengan pemantauan tersebut, penanganan dapat dilakukan lebih cepat sebelum kondisi kambing memburuk.

Teknologi CCTV dipilih karena relatif terjangkau dan mudah dioperasikan oleh peternak. Sebelum pemasangan, tim pengabdian melakukan sosialisasi dan pelatihan agar peternak dapat mengoperasikan sistem secara mandiri, mulai dari mengakses tampilan kamera hingga melakukan perawatan sederhana.

Pendekatan yang digunakan bersifat partisipatif, di mana peternak tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga terlibat aktif dalam proses instalasi dan evaluasi penggunaan teknologi. Metode ini dinilai efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri peternak dalam memanfaatkan teknologi digital.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan CCTV memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi peternak, sekaligus meningkatkan efisiensi kerja. Peternak tidak lagi harus bolak-balik ke kandang, namun tetap dapat memastikan ternaknya dalam kondisi aman dan sehat.

Program ini juga menjadi langkah kecil namun nyata dalam mendorong modernisasi peternakan rakyat, khususnya di wilayah pedesaan. Pemanfaatan teknologi sederhana seperti CCTV membuktikan bahwa transformasi digital tidak selalu harus mahal atau rumit.

Ke depan, sistem ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan sensor pendukung untuk memantau suhu, kelembapan, atau kondisi lingkungan kandang. Selain itu, model pengabdian ini juga berpotensi direplikasi di desa-desa lain yang memiliki karakteristik peternakan serupa.

Dengan inovasi yang tepat guna dan kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, peternakan rakyat di Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.

Writer : Shafa | Editor : Linda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link