Kenalkan Konsep Neuro-Resilience, Mahasiswa Telkom University Purwokerto Berhasil Meraih Juara 1 pada Sayembara Artikel Literacivil 2025

Kabar membahagiakan datang dari mahasiswa Telkom University Purwokerto, Widiarto Eko Bagus Saputro (Bagus) yang berhasil meraih posisi juara 1 dalam ajang kompetisi Sayembara Artikel Literacivil 2025. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Biro Penerbit Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM yang dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus hingga 8 September 2025. 

Meraih posisi pertama dari 100 peserta yang berasal dari 32 instansi dan 12 provinsi di Indonesia, Bagus mengenalkan konsep Neuro-Resilience dalam artikelnya yang berjudul “Neuro-Resilience: Cara Ilmiah Mengendalikan Emosi dan Membangun Ketahanan Diri”. 

Tingginya tingkat stres, depresi, dan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa Indonesia membuat Bagus tergerak menawarkan solusi praktis berbasis otak untuk pengendalian emosi yang sehat. 

“Karena mahasiswa seringkali mengalami masalah organisasi, beban akademik maupun lingkungan, aku ingin memberi solusi yang bukan cuma motivasi, tapi bukti ilmiah dari penelitian otak, action langsung sehingga benar-benar membantu” jelas Bagus pada 29/11/2025. 

Inovasi Neuro-Resilience yang ditawarkan Bagus berbasis bukti ilmiah dengan memanfaatkan beberapa pendekatan yaitu, mindfulness terstruktur, affect labeling (menamai emosi), cognitive reappraisal, digital detox berbasis sains, dan latihan neurofeedback (masa depan penanganan stres). 

“Pendekatan ini berbasis bukti ilmiah dan yang pasti mudah diterapkan di lingkungan kampus” ujarnya.

Bagus berharap konsep tersebut dapat mendorong kampus mengadopsi program mental health yang lebih ilmiah seperti workshop regulasi emosi, bimbingan psikologis berbasis neurosains, serta aplikasi mini untuk latihan mindfulness & jurnal emosi. 

“Jadi bukan cuma awareness, tapi pembiasaan yang terukur” tambahnya.

Data riset yang valid, terbaru, relevan didukung dengan visualisasi yang jelas menjadi fokus utama Bagus dalam penyusunan artikelnya. Dari sana, Bagus kemudian merangkai keseluruhan tulisan. 

“Kemudian, data tersebut disusun dengan pembahasan atau analitik dan argumen yang on-point, jelas dari masalah, analisa sampai solusi. Ada call to action juga bagi pembaca untuk membuka pemahaman dan praktik untuk action terhadap masalah tersebut” ungkapnya.  

Berbekal pengalaman lomba serupa yang pernah diikuti sebelumnya, Bagas ingin berkontribusi dengan mengangkat isu kesehatan mental yang relevan bagi mahasiswa serta mengembangkan kemampuan menulisnya. 

Diumumkan sebagai pemenang, Bagus merasa senang dan bersyukur. “Rasanya senang banget alhamdulillah karena bisa memberikan kontribusi terhadap permasalahan remaja dan di era yang sekarang, terus juga senang karena usaha riset dan menulis saya diapresiasi melalui reward ini” ungkapnya menutup sesi tanya jawab. 

Writer: Maria | Editor : Ella

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link