Banjarnegara, 4 November 2025 – Telkom University Purwokerto bersama Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara meluncurkan aplikasi SAPA PMKS (Sistem Aduan dan Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) sebagai langkah progresif dalam penanganan masalah sosial yang semakin kompleks. Kegiatan sosialisasi dan peluncuran aplikasi digelar di Aula Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara yang dihadiri oleh puluhan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di Banjarnegara serta perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Aplikasi SAPA PMKS hadir sebagai jawaban dari tantangan pelaporan kasus seperti gelandangan, lansia terlantar, anak terlantar, dan penyandang disabilitas yang selama ini masih dilakukan secara manual. Masyarakat cenderung melapor melalui surat, telepon, atau laporan langsung ke kantor Dinas Sosial. Prosedur tersebut kerap menimbulkan kendala seperti keterlambatan penanganan, tumpang tindih data, kesulitan pelacakan kasus, hingga minimnya partisipasi masyarakat dalam pelaporan.
Gagasan pembangunan sistem digital yang lebih tanggap dan terintegrasi ini dicetuskan oleh Enie Purwandari, S.H., Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, dengan dukungan dan masukan dari Sri Kusumaningrum, S.E., M.Acc., perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Keduanya melihat peluang besar untuk menjembatani kesenjangan layanan sosial melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, Dinas Sosial Banjarnegara bekerja sama dengan Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak Telkom University Purwokerto sebagai mitra pengembang. Tim mahasiswa yang diketuai oleh Muhammad Abdul Aziz bersama Devrin Anggun Saputri, Atika Aji Hadiyani, Maulidya Fatima Marsyanni, Salsha Chalista, Dimas Bimantoro, Andini Pratiwi, dan Muhammad Hanif Baihaqi, merancang dan membangun aplikasi SAPA PMKS. Pengembangan dilakukan di bawah bimbingan Nia Annisa Ferani Tanjung, S.Si., M.Sc., yang juga hadir dalam kegiatan sosialisasi.
Dalam sambutannya, Enie menyampaikan bahwa peluncuran SAPA PMKS adalah bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadirkan solusi berbasis teknologi untuk kesejahteraan sosial.
“Kami mengapresiasi antusiasme peserta dan kerja keras seluruh panitia yang telah menyiapkan acara ini dengan baik. Ke depan, kami berharap SAPA PMKS dapat semakin berkembang menjadi sistem yang inklusif, mudah digunakan, dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Mari bersama-sama kita wujudkan pelayanan sosial yang cepat, tepat, dan berintegritas melalui inovasi digital seperti SAPA PMKS ini,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menyampaikan harapan agar aplikasi ini tidak hanya dimanfaatkan oleh Kabupaten Banjarnegara, tetapi juga dapat direplikasi di daerah lain.
“Jika pelaksanaannya berjalan baik, SAPA PMKS berpotensi menjadi model inovasi pelayanan sosial yang bisa diikutsertakan dalam kompetisi inovasi tingkat provinsi, bahkan nasional,” ungkap Sri.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara, yang berhalangan hadir secara langsung, turut menitipkan pesan tertulis yang dibacakan dalam acara. Dalam pesannya, ia menekankan komitmen pemerintah daerah terhadap digitalisasi pelayanan sosial.
“Melalui sistem berbasis website ini, kami ingin memastikan bahwa masyarakat dapat melapor dan menerima layanan dengan lebih cepat, akurat, dan terintegrasi antarwilayah. Kami berharap inovasi ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi terus dikembangkan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.” tuturnya.
Antusiasme serupa datang dari peserta sosialisasi. Salah satu perwakilan TKSK menyampaikan bahwa kehadiran SAPA PMKS membuat proses pelaporan dan penanganan masalah kesejahteraan sosial di setiap kecamatan dapat berjalan lebih cepat, transparan, dan terkoordinasi dengan baik.
Sebagai dosen pembimbing, Nia menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menjembatani kebutuhan masyarakat dan pemerintah. Kolaborasi ini merupakan wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menunjukkan bahwa perguruan tinggi bukan hanya sekedar tempat belajar, tetapi juga ruang penciptaan solusi.
“SAPA PMKS adalah bukti bahwa inovasi dapat tumbuh dari ruang akademik dan menjangkau ruang-ruang pelayanan publik. Kami berharap aplikasi ini terus dikembangkan dan menjadi bagian dari ekosistem digital pelayanan sosial yang berkelanjutan.” tambah Nia
Bagi para mahasiswa, proyek SAPA PMKS menjadi pengalaman pembelajaran yang berharga. Selain mengasah keterampilan teknis, mereka juga terjun langsung memahami dinamika sosial, berinteraksi dengan pemangku kepentingan, dan merancang solusi yang inklusif. Proyek ini menunjukkan bahwa mahasiswa dapat berperan sebagai mitra aktif dalam pembangunan daerah melalui inovasi sosial.
Kegiatan sosialisasi ditutup dengan demonstrasi penggunaan aplikasi, sesi diskusi, serta komitmen bersama untuk mendukung implementasi SAPA PMKS di seluruh kecamatan. Dengan semangat kolaboratif, Banjarnegara resmi memasuki babak baru dalam pelayanan sosial yang lebih cepat, tepat, dan dekat dengan masyarakat.
Writer: Shafa | Editor : Ella