Desa Kebocoran, yang dikenal memiliki potensi besar di sektor agrowisata, khususnya wisata greenhouse petik melon, kini semakin serius memaksimalkan daya tariknya melalui strategi promosi digital. Pada 18 Mei 2025 sejumlah dosen Telkom University Purwokerto (TUP) dan Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melakukan Pengabdian Masyarakat di Balai Desa Kebocoran. Kegiatan ini berisi pelatihan pembuatan konten kreatif yang ditujukan kepada audiensi Taruna Karya 3 Desa Kebocoran dengan tajuk “Peningkatan Keterampilan Digital Pemuda Karang Taruna Desa Kebocoran Melalui Pelatihan Konten Kreator untuk Mendorong Ekonomi Kreatif”.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal dengan menciptakan konten video yang menarik, yang mampu menampilkan keunikan aktivitas petik melon secara visual dan emosional sesuatu yang sulit tergambarkan hanya dengan foto atau tulisan. Melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, masyarakat diajarkan cara memproduksi konten promosi yang efektif dan hemat biaya tanpa perlu mengandalkan jasa profesional dari luar desa.
Pelatihan ini tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga pada proses pemberdayaan warga, khususnya pemuda desa agar memiliki keterampilan digital, videografi, dan manajemen konten. Beberapa dosen yang terlibat dalam kegiatan ini, antara lain Nur Afifah Zen, S.Si., M.Si dosen dari S1 Teknologi Telekomunikasi, Siti Zulaehah, S.Si., M.Eng. dosen dari Teknik Mesin UMP, Indah Permatasari, S.Si., M.Si dosen dari S1 Teknologi Telekomunikasi, Shinta Romadhona, ST., M.T dosen dari S1 Teknologi Telekomunikasi, dan Gusnita Linda, S.Sn., M.Hum. dosen dari S1 Desain Komunikasi Visual.
Pelatihan terdiri dari tiga sesi utama. Pada sesi pertama, peserta diajak memahami pentingnya branding visual dan menyusun ide konten yang sesuai dengan target audiens, seperti video “Seharian Petik Melon di Desa Kebocoran” atau “Tips Wisata Hemat”. Sesi kedua membahas tujuan dan format konten, termasuk membedakan apakah konten dibuat untuk informasi, edukasi, atau promosi emosional. Terakhir, sesi ketiga adalah praktik langsung di lapangan, di mana peserta mempelajari teknik pengambilan gambar dan suara menggunakan smartphone, termasuk framing, penggunaan cahaya, pengambilan B-roll, hingga wawancara singkat.
Dengan pelatihan ini, Desa Kebocoran diharapkan makin dikenal luas, terutama di kalangan generasi muda dan wisatawan luar daerah, sekaligus memberdayakan warganya agar mandiri dalam mempromosikan potensi desa mereka secara kreatif dan berkelanjutan.
Writer & Editor : Nabilah